SYUKURI HIDUP APA ADANYA
Pengantar
Manusia dan Sifat dasarnya
Oleh : Juhdi Mulyadi
Setiap orang tentunya punya cerita dan jalan hidupnya sendiri-sendiri yang disertai dengan berbagai masalah dan
polemik hidup yang harus dihadapi dan diselesaikannya sendiri.
Problematika hidup
ini bisa menimpa siapa saja tidak perduli itu orang Elit alias Ekonomi Sulit,
atau orang Elit beneran alias Orang Kaya Raya dan juga tidak mengenal agama,
bangsa, ras bahkan usia.
Hebatnya, masing –
masing orang mengklaim bahwa dirinyalah yang punya masalah paling berat di
dunia ini, sehingga dia merasa bahwa dirinya yang paling sial, paling gagal,
paling malang, paling tidak berguna bahkan yang lebih parah lagi dia merasa
bahwa Tuhan itu tidak adil terhadap dirinya, hehehehe mirip sinetron – sinetron
Lebay yang ceritanya dibuat sedemikian rupa sehingga supaya kelihatan dramatis.
Sisa jatah usianya
dihabiskan hanya dengan menyesali diri, frustasi, depresi bahkan setiap hari
kerjaannya meratapi sang pujaan hati yang sudah pindah kelain hati, akhirnya
... bunuh diri, Ihhhh amit-amit jabang bayi.
Melihat orang lain
bahagia dia tambah sengsara, melihat orang lain berhasil dia tambah merasa
terkucil, melihat orang lain sukses dia malah stres, melihat tetangganya beli
mobil...jantung dia berdegup tidak stabil, orang lain beli rumah mewah dia
makin gerah, orang lain jalan-jalan ke luar negeri dia malah nyari racun tikus
karena ingin bunuh diri, melihat temannya naik jabatan dia yang uring-uringan,melihat
orang lain beli villa dia tambah gila, melihat orang lain punya banyak kos –
kosan dia yang malah ngos-ngosan, melihat orang lain beli tanah hektaran dia
malah pergi cari pesugihan, melihat tetangganya sukses jadi pengusaha
kulit...ehh dia yang dilarikan ke rumah sakit karena jantungnya tiba-tiba sakit
sampai akhirnya dia pun ko-it.
Bayangkan, sudah
hidupnya sulit dia malah menyibukan diri dengan berpikiran sempit, sudah
hidupnya sengsara dia malah membiarkan dirinya jadi hamba dendam membara, sudah
hidupnya tidak punya harta dia malah membiarkan dirinya dalam kesesatan yang
nyata, sudah hidupnya miskin dia malah sibuk nyari aib orang lain, sudah
hidupnya pas –pasan dia malah senang berteman dengan setan.
Dan sebaliknya,
orang yang sudah dianugerahkan harta melimpah dia malah tambah serakah, orang
yang diamanahi kekuasaan dia malah semakin lupa akan adanya Tuhan, orang yang
kaya raya malah hobinya foya-foya, orang yang diberi kelebihan rezeki malah
dipakai poligami dan nikah siri, orang yang diberikan kemudahan dalam usaha dan
karir dia malah tambah kikir, orang yang diberikan kehidupan mewah dia malah
semakin enggan untuk bersedekah dan ibadah, orang yang memiliki banyak rumah
dan hektaran tanah dia malah semakin lupa bahwa semua itu adalah amanah, orang
yang diamanahi jabatan dan posisi dia malah rajin melakukan korupsi, orang yang
diberikan hidup makmur dia malah takabur dan lupa akan bersyukur sampai
akhirnya masuk liang kubur.
Itulah yang
dinamakan penyakit hati yang abadi, karena merasa punya banyak materi, setiap
perempuan bahenol dia ajakin nikah siri padahal dia cuma ingin mencicipi, tidak
benar-benar untuk dijadikan isteri hahahahaha ..... itulah akibat dari nafsu
yang tak terkendali, dia tidak menyadari bahwa setiap saat ada mengawasi dan
semua perbuatannya akan dimintai pertanggungjawabannya pada suatu hari nanti.
S U R A T A L - I N F I T H A R
82:10. Padahal
sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaanmu),
S U R A T A L - F A J R
89:14. sesungguhnya
Tuhanmu benar-benar mengawasi.
S U R A T A L - Q I Y A M A H
75:36. Apakah manusia mengira,
bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?
Namun bagaimanapun juga hidup
ini adalah pilihan, terserah kita mau mengambil Jalan yang Lurus ataukah Jalan
yang Bengkok, mau berjalan di atas tuntunan Alloh SWT atau berjalan di atas
tuntunan setan, mengambil Al Qur’an sebagai teman dan pedoman hidup ataukah
menjauhkan diri dari Al Qur’an.
Semua diserahkan kepada kita
untuk memilihnya, hanya kita harus menyiapkan diri untuk mempertanggungjawabkan
atas pilihan kita tersebut.
Selamat Menentukan Pilihan.
Cikampek, 26 May 2013
Juhdi Mulyadi
SYUKURI
HIDUP INI APA ADANYA
Ketika kita dihadapkan pada satu pertanyaan mengenai
apa yang menjadi parameter untuk mengukur tingkat kesuksesan hidup seseorang, jawaban
atas pertanyaan ini tentunya akan berbeda tergantung kepada siapa pertanyaan
tersebut dipertanyakan.
Bila pertanyaan
tersebut ditanyakan kepada orang lain maka pada umumnya orang lain akan menilai
kesuksesan seseorang itu dengan parameter berupa materi dan status sosial
seperti punya rumah dan mobil yang
bagus, gelar, jabatan dan posisi yang tinggi, punya banyak cabang usaha,
menjadi orang terkenal, sudah menjadi pengusaha, bekerja ditempat-tempat
bergengsi atau ciri-ciri seseorang yang telah sukses juga bisa dilihat dari
bentuk perutnya semakin besar perutnya berarti dia semakin sukses katanya [
tapi ini menurut Mitos ].
Contoh ungkapan kekaguman tentang kesuksesan seseorang :
Wah hebat ya si “ ES “ , dia sudah jadi pengusaha sukses, jabatannya
Direktur, cabangnya dimana-mana, mobilnya aja ada 5 buah belum lagi rumahnya
besar dan mewah terus di Puncak juga katanya punya villa mewah cuma sayang ya
wajahnya banyak kutil dan tompelnya, hahahaha.
Lain halnya kalau pertanyaan tersebut ditanyakan kepada orang yang bersangkutan,
apakah anda sudah merasa sukses ? pasti jawabannya belum, karena masih banyak
target dan obsesi yang belum kecapai dan masih banyak orang yang melebihi dia.
Meskipun dengan pertanyaan yang sama jika dijawab dengan sudut pandang yang
berbeda tentunya jawaban akhirnya jadi beda. Jadi apa yang menjadi standard dan
parameter kesuksesan seseorang tersebut ? karena kalau kedua jawaban di atas
digabung maka esensinya menjadi kabur sehingga bisa disimpulkan bahwa ternyata
antara manusia yang satu dengan yang lainnya itu hanya saling menduga.
Namun secara substansi kedua jawaban tersebut mempunyai kesamaan dalam
parameter yaitu sama-sama menilai kesuksesan dari segi MATERI DUNIAWI meski
dalam standarnya ada perbedaan yang sangat jauh.
Pertanyaan kedua, apakah ada korelasi antara kesuksesan seseorang dengan
kebahagiaan dan ketenangan hidup ? artinya semakin sukses seseorang maka ia
akan semakin bahagia dan tenang ataukah semakin sukses seseorang maka ia
semakin stress dan gelisah?
Mungkin jawaban orang lain akan memilih jawaban pertama dengan logikanya
dia, lain halnya dengan jawaban yang
bersangkutan mungkin bisa kedua-duanya atau mungkin juga ada jawaban lain.
Jadi jawaban atas pertanyaan ini pun tidak bisa ditarik korelasi yang pasti
karena menyangkut pada perasaan seseorang yang memang tidak bisa diukur hanya
dengan menggunakan logika.
Nah, kalau kita gabungkan kedua pertanyaan di atas, apakah kesuksesan
seseorang bisa menjamin kebahagiaan hidup ? kalau jawabannya belum tentu, maka
apa sebetulnya yang bisa menjamin manusia itu bahagia ? yang jelas jawabannya
bukanlah materi atau harta, jabatan, dan kekuasaan.
Kalau seandainya materi bisa menjamin manusia itu bahagia, maka kehidupan
ini bisa dikatakan tidak adil, karena manusia yang hidup dalam kekurangan
materi bisa dijamin bahwa hidupnya tidak akan bahagia.
Untunglah Allah SWT telah menciptakan system kehidupan ini dengan sangat
sempurna, sehingga kekayaan, jabatan,kekuasaan dan status social tidaklah
menjamin bahwa manusia itu akan menemukan kebahagiaan dan ketenangan hidup.
Setiap manusia meskipun memiliki kekayaan yang melimpah, pada akhirnya
Jiwanya akan merasakan kehampaan dan kesepian jika manusia tersebut tidaklah
mengenal-Nya dan jauh dari-Nya. Setiap saat hatinya akan selalu bertanya
tentang kehidupan setelah mati. Rasa takut mati itu yang akan membuatnya terus
gelisah dan galau tiada akhir.
Tapi kita patut bersyukur kalau kita masih merasakan kegelisahan dan
kegalauan hidup, itu berarti sensor hati kita masih aktif memancarkan sinyal,
tinggal apakah kita mau meresponnya ataukah malah membiarkan sinyal itu melemah
sampai akhirnya rusak dan tidak berfungsi sama sekali.
Kalau sensornya sudah tidak berfungsi maka kita tidak akan merasakan
getaran-getaran halus yang mengindikasikan keberadaan-Nya apalagi berharap
untuk bertemu dengan-Nya.
S U R A T Y U N U S
10:7. Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya
akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta
merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan
ayat-ayat Kami,
10:8. mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa
yang selalu mereka kerjakan.
S U R A T A L - I S R A '
17:18. Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi),
maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang
yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan
memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.
S U R A T A L - Q A S H A S H
28:60. Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan
hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah
lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?
28:77.
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
S U R A T A L - A H Q A A F
46:20. Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke
neraka (kepada mereka dikatakan): Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik
dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang
dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena
kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah
fasik".
Kesempurnaan system kehidupan yang Allah
ciptakan yaitu dengan adanya penciptaan yang berpasang-pasangan seperti siang
dan malam, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, dsb. Dari sinilah terjadi
suatu mata rantai kehidupan yang terus menerus, dan sebetulnya semua manusia di
dunia ini saling membutuhkan dan ketergantungan satu sama lain, tidak ada satu
orang manusiapun di dunia ini yang bisa bertahan untuk hidup dan mengerjakan
segala sesuatunya sendirian.
S U R A T Y A S I N
36:36. Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
S U R A T A D Z - D Z A R I A T
51:49. Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.
Pada surat Adz – Dzariat 51:49 di atas sudah jelas bahwa tujuan penciptaan
yang berpasang-pasangan adalah untuk ” mengingat kebesaran Allah ”.
Kebesaran Allah disini adalah dengan menciptakan hukum saling meniadakan,
contohnya tidak akan ada siang kalau tidak ada malam, tidak akan ada orang kaya
kalau tidak ada orang miskin, tidak akan ada pengusaha kalau tidak ada pekerja,
tidak akan ada laki-laki kalau tidak ada perempuan, dst.
Artinya kehidupan ini tidak akan ada kalau salah satu dari pasangan
tersebut tidak ada, kalau semua orang diciptakan menjadi orang kaya, maka siapa
yang mau jadi nelayan, petani, pedagang, guru,kuli bangunan, pembantu, tukang
sampah, pekerja dan lain-lain.
Jadi kalau seandainya kita mau memikirkan dan merasakan , betapa Maha
Sempurnanya kehidupan di dunia ini, masing – masing manusia mempunyai peran untuk
dirinya sendiri dan juga mempunyai peran secara kolektif yang satu sama lain
saling terkait tanpa bisa dipisahkan. Sehingga terciptalah kehidupan yang
sampai saat ini kita rasakan. Harta dan Tahta hanyalah salah satu unsur
yang menjadikan status sosial manusia itu menjadi berbeda [ dimata manusia ] ,
namun pada hakekatnya semua manusia itu
sebenarnya sama, diciptakan dari bahan baku yang sama, dibekali fasilitas yang
sama jadi kalau kita menyadari bahwa sebenarnya sangatlah tidak pantas kalau
salah satu merasa derajatnya lebih tinggi dibanding dengan yang lain, misalnya
: orang kaya merasa lebih tinggi derajatnya dibanding orang miskin, atau muncul
istilah keturunan ningrat, darah biru dsb. Padahal kalau mau dipikir dengan
akal sehat, masing – masing manusia punya peran dan fungsi yang berbeda, orang
kaya butuh orang miskin dan orang miskin juga membutuhkan orang kaya.
Sebanyak apapun UANG yang kita miliki takkan berarti apa-apa jika tidak ada
petani, peternak, nelayan, dan pedagang. Mau makan apa kita ? Mau bukti ?
Coba saja anda pergi ke Gunung atau Hutan tanpa membawa bekal makanan,
bayangkan bahwa anda tersesat, kemudian anda merasa lapar dan haus. Apakah uang
banyak yang anda bawa akan bisa membantu ?
Kalau saya analogikan seperti ini :
Manusia itu kan diciptakan dari setetes mani yang bercampur dengan sel
telur, kemudian dari satu sel yang sama terjadi pembelahan sel yang terus
menerus sehingga ada yang menjadi tulang, daging, kulit, kepala, mata,
telinga,mulut, hidung, tangan, kaki, jantung, otak dan lain-lain yang akhirnya
berubah wujud menjadi makhluk yang berbentuk lain yaitu makhluk yang bernama ”
Manusia ”. Manusia memiliki organ tubuh bagian dalam dan bagian luar yang
masing-masing mempunyai fungsinya sendiri-sendiri, coba anda renungkan betapa
harmonisnya kerjasama masing-masing organ tubuh tersebut tanpa mengenal
derajat, pangkat, status sosial, tanpa saling ngiri dan tanpa kenal lelah mereka
terus menerus menunaikan tugas dan fungsinya masing-masing dengan ikhlas,
sehingga terbentuklah sosok manusia yang sehat dan tampilan fisik yang
sempurna. Jika salah satu organ tersebut terganggu maka akan terjadi
ketidakseimbangan pada tubuh manusia tersebut atau bisa dikatakan si manusia
itu dalam keadaan sakit.
Nah, saya pikir analogi tersebut sudah cukup untuk menjelaskan permasalahan
hidup sekaligus memberikan solusinya sehingga kehidupan ini akan seimbang dan
harmonis, kalau masing – masing orang menyadari tugas dan fungsinya
masing-masing serta dapat menunaikan hak dan kewajibannya terhadap pribadi dan
lingkungannya tanpa merasa ” lebih dari yang lain ”.
Mau tau tugas dan fungsi kita masing-masing ?
Mari kita sama-sama kembali pada Al Quran sebagai sumber rujukan.
Sekian Milyar manusia yang hidup di dunia ini dengan berbagai macam profesi
dan hiruk pikuk aktivitas yang tentunya membuat bumi ini menjadi hidup serta alam
yang memberikan fasilitas sekaligus menunjang bagi kelangsungan hidup manusia
telah menjadikan Manusia sebagai PENGUASA di Bumi ini.
Hanya sayang kebanyakan manusia itu lupa darimana dia berasal kemana dia
akan pergi setelah kehidupan dunia ini berakhir, dan siapakah Yang menciptakan
dirinya. Terkadang Akal Sehatnya tidak mampu menjangkau sapaan – sapaan halus
Sang Maha Pencipta lewat lautan Kekuasaan-Nya yang terhampar di seluruh penjuru
Langit dan Bumi.
S U R A
T A L - M U J A D I L A H
58:19. Syaitan telah
menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan
setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.
S U R A
T A L - H A S Y R
59:19. Dan janganlah
kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan
mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah
orang-orang yang fasik.
Bagaimanapun juga manusia itu memang
makhluk yang tidak tau diri !
S U R A T A L - N A H L
16:4. Dia telah
menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang
nyata.
S U R A
T A L - A H Z A B
33:72.
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat lalim dan amat bodoh,
Bagaimanakah seharusnya kita mengambil sikap untuk menentukan pilihan ?
Selengkapnya bisa dibaca di Artikel berikutnya:
Bersyukur itu Indah – Bagian
2
Penulis
Juhdi Mulyadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar