MARI BELAJAR IKHLAS
Oleh : Juhdi Mulyadi
IKHLAS....
Siapakah
sebenarnya dirimu ?
Banyak orang
yang mengenalmu
Namun tak
banyak orang yang tahu siapakah sebenarnya dirimu
Banyak orang
yang menyebut-nyebut namamu
Namun begitu
banyak orang yang tidak mampu menjangkaumu
Banyak orang
yang bersembunyi dibalik nama indahmu
Namun hanya
untuk mencapai keinginan dan tujuan tertentu
Banyak orang
yang mau berbagi dengan mengatasnamakan dirimu
Namun dalam
hatinya terselip keinginan akan sesuatu yang membuat namamu seolah-olah palsu
Wangi semerbak
aroma tubuhmu
Namun tak mampu
membuat orang-orang mengenali jati dirimu
Ohhh...IKHLAS....
Siapakah
sebenarnya dirimu ?
BAHASAN
Lawan kata Ikhlas
adalah Pamrih.
Jadi Ikhlas itu adalah
melakukan sesuatu atau memberikan sesuatu tanpa Pamrih semata-mata karena
menjalankan suatu tugas dan kewajiban atas perintah tersebut.
Pada prakteknya dalam
kehidupan sehari-hari adalah seseorang yang ikhlas akan menunaikan tugas dan
kewajibannya secara profesional dengan menunjukkan kualitas terbaiknya meskipun
dilihat ataupun tidak oleh sang pemberi perintah.
Begitupula dalam
kehidupan beragama, seseorang yang Ikhlas akan menjalani kehidupan di dunia ini
secara profesional dengan melakukan semua tugas dan kewajiban serta menjalankan
perintah hanya semata-mata mengharapkan keridhaan dari Sang Maha Pencipta tanpa
embel-embel.
S U R A T A L - B A Q A R A H
2:272. Bukanlah
kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang
memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta
yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu
sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena
mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit
pun tidak akan dianiaya (dirugikan).
Berbeda
dengan seseorang yang terbiasa dengan Pamrih, maka setiap melakukan sesuatu,
pasti mengharapkan pamrih dan kalau tidak diiming-imingi sesuatu, dia tidak akan
mau melakukannya meskipun itu bersifat kewajiban dan perintah. Seseorang yang
pamrih selalu berorientasi pada keuntungan semata, misalnya dia mau bersedekah,
dia berpikir ada keuntungan berlipat ganda yang akan dikembalikan ke
kantongnya, dia mau shalat dhuha karena ingin rezekinya dilancarkan , dia mau
tahajud karena ingin mendapatkan karomah dan segala hajatnya bisa terpenuhi,
dia mau mengamalkan amalan tertentu dengan jumlah tertentu karena ingin
mendapatkan kekayaan, dia melakukan puasa karena ingin naik jabatan atau punya
hajat tertentu, dia melakukan ibadah haji karena ingin doanya dikabulkan dan
meningkatkan status sosial di masyarakat.
Orang yang pamrih
biasanya lain di mulut lain di hati, atau terjadi ketidaksinkronan antara hati
dan mulutnya. Inilah salah satu penyakit yang berbahaya dan jika dibiarkan
kronis maka akibatnya akan parah, kesombongan akan menjalari hatinya yang pada
akhirnya hatinya tidak akan berfungsi, dia berasumsi bahwa Tuhan itu ada hanya
pada saat dia bahagia, terkabulnya semua doa, terkabulnya semua keinginan
sesuai dengan harapannya, diluar itu dia beranggapan bahwa Tuhan tidak adil,
tidak mau mengabulkan doa, Tuhan menjauhinya, dan sebagainya.
Perbedaan yang
mencolok antara Ikhlas dan Pamrih terletak pada “ tujuan akhirnya “, yaitu
kalau Ikhlas tujuan akhirnya adalah hanya Allah SWT, apapun hasilnya itulah
yang terbaik yang Allah berikan kepadanya [ Full Berserah diri ], sementara Pamrih tujuan akhirnya adalah
tercapai obsesinya, kalau obsesinya tidak tercapai maka dia akan uring-uringan,
ngambek, protes , mogok ibadah , dan sebagainya
BELAJAR PRAKTEK IKHLAS
DALAM MEMBERI
Pada saat
kita mau beramal dengan memberikan sebagian dari rezeki kita kepada orang yang
membutuhkan, maka tanamkan dalam hati kita bahwa rezeki yang kita dapatkan itu
semua adalah dari Allah SWT, hilangkan rasa memiliki secara berlebihan terhadap
segala sesuatu, lupakan keuntungan apalagi berharap untuk dikembalikan secara
berlipat ganda, yakinlah bahwa rezeki yang ada pada kita itu merupakan salah
satu ujian serta yakinlah bahwa Allah Maha Tahu akan kebutuhan kita dan akan
memberikan yang terbaik buat kita meskipun kita tidak meminta Allah akan
memberi sesuai dengan kebutuhan kita.
Coba renungkan asal
muasal rezeki yang saat ini kita dapatkan, apakah murni dari hasil usaha kita ?
Mari kita coba
menelusurinya :
Kita bekerja disebuah
perusahaan , kemudian kita mendapatkan gaji [ rezeki ] dari sang pemilik
perusahaan tersebut, sampai disini apakah kita berpikir bahwa perusahaan itu
yang memberikan rezeki ? tentu tidak karena proses penelurusan masih perlu kita
lanjutkan ke tahap berikutnya. Perusahaan bisa beroperasi dengan baik tentunya
kalau ada bahan baku, nah darimanakah bahan baku tersebut didapatkan ? dan
siapakah yang Menciptakan bahan baku tersebut ? Apakah kita yang menciptakannya
?
Setelah kita bisa
menjawab pertanyaan terakhir tersebut, apakah kita masih berpikir bahwa rezeki
yang kita dapatkan adalah hasil murni dari usaha kita ? Kalau seandainya bahan
baku tersebut dihilangkan oleh Sang Penciptanya, bagaimana ?
S U R A T A N - N I S A '
4:132. Dan
kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. Cukuplah Allah
sebagai Pemelihara.
Dengan proses
ini diharapkan bahwa rasa Ikhlas itu akan terjadi, karena kita sudah bisa
merasakan bahwa kita adalah makhluk yang tidak berdaya dan tidak memilki apapun
kalau tanpa anugerah dari Sang Maha Pencipta. Jadi untuk berbagi kita tidak
perlu berpikir dan berharap untuk dikembalikan berkali lipat ! Tapi kalau kita
masih tetap ngotot ingin dikembalikan, maka kita ini memang makhluk yang tidak
tahu diri!
Mari kita sama-sama
Belajar Memahami ada apa sebenarnya dibalik perintah BERSEDEKAH itu. Sedekah
diperintahkan Allah supaya manusia tidak berbuat kedzoliman terhadap manusia
lain dan supaya terjadi pemerataan kesejahteraan, untuk itulah Allah
mengharamkan praktek Riba.
S U R A T A L - B A Q A R A H
2:276. Allah
memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
Kenapa demikian ? Ya
karena itu semua adalah ujian bagi si Miskin dan si Kaya karena kehidupan ini
memang sudah di design dengan sedemikian rupa, agar terlihat siapakah yang bisa
lulus dalam ujian tersebut. Maka dari itu Allah menggambarkan sifat manusia
yang rakus dan rasa memilikinya yang berlebihan alias kikir atau dalam bahasa Indianya Meregehese,
hehehehehe.....sudah Pelit....Tulalit lagi.
S U R A T A L - N A H L
16:71. Dan Allah melebihkan
sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang
yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada
budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka
mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?
Allah memberikan
Motivasi kepada siapa yang mau Bersedekah melalui perumpamaan yang disebutkan
pada surat 2 : 261 berikut ini.
S U R A T A L - B A Q A R A H
2:261. Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Tapi
pada dasarnya emang manusia itu rakus alias
kemaruk, ayat di atas malah dijadikan sebuah Formula Matematis yang hasilnya
begitu Fantastis, coba saja anda bayangkan jika kita besedekah Rp. 1 juta maka
hasil yang akan Allah kembalikan pada kita akan menjadi Rp. 700 juta.
Huh…ada-ada saja ya manusia itu, sudah tak tahu diri malah tidak mau
introspeksi akhirnya tidak mau memahami padahal ayat tersebut sudah jelas hanya
perumpamaan dan pada bagian akhir ayat tersebut dijelaskan “ bagi siapa yang
Dia kehendaki “ karena Allah Maha Mengetahui siapa yang Ikhlas dan siapa yang
Pamrih. Ada yang mengatakan dengan menggunakan kata-kata yang indah “ Ikhlas
itu bukan tidak mengharapkan Imbalan “, meskipun dibungkus dengan kalimat yang
indah namun tetap saja aroma ikhlasnya tidak bisa tercium. Sebaiknya adalah “
Ikhlas itu Berserah Diri setelah kita melakukan kebajikan, dengan keyakinan
bahwa Allah akan memberikan yang terbaik apapun itu karena Allah Maha Tahu
segala kebutuhan kita “
Allah
akan memberikan pahala berlipat ganda bagi
siapa yang Dia kehendaki, dalam bentuk apa dan kepada siapa ? Allahu ‘alam bishawab.
Perhatikan ayat berikut ini :
S U R A T A L - M U
D A T S I R
74:6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud)
memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
S U R A T A N - N I S A '
4:134. Barang
siapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di
sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.
Berikut
adalah ayat-ayat tentang Sedekah yang bisa kita simak bersama :
S U R A T A L - H A D I D
57:18. Sesungguhnya orang-orang yang
bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada
mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.
S U R A T A L - B A Q A R A H
2:262. Orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang
dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak
menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan
mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati.
2:263. Perkataan yang baik dan
pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang
menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
2:264. Hai orang-orang beriman,
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia
bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang
mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.
2:271. Jika kamu
menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu
sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2:274. Orang-orang
yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan
terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
S U R A T A N - N I S A '
4:114. Tidak ada kebaikan pada
kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang
menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan barang
siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami
memberi kepadanya pahala yang besar.
S U R A T A T - T A U B A H
9:79. (Orang-orang munafik) yaitu
orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan
sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan)
selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan
membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.
APA ITU IKHLAS ?
Pada surat An-Nisa’ 4 :
125 berikut ini dijelaskan bahwa betapa pentingnya Ikhlas dalam Beragama,
karena dengan Ikhlas maka ia akan mencapai tingkatan tertinggi dalam agamanya
yang tentunya harus disertai dengan menjalankan segala ketentuan yang telah
Allah tetapkan.
Jadi Ikhlas itu
adalah suatu sikap full Berserah Diri dengan kesadaran penuh hanya kepada Allah
semata, dimana orientasi hidupnya pun hanya untuk mendapatkan keridhaan - Nya
sehingga apapun yang dia lakukan tujuannya tetap fokus pada yang satu yaitu
Sang Maha Pencipta, Sang Pemilik segala sesuatu.
Orang yang Ikhlas
akan selalu menyadari bahwa dia tidak memiliki sesuatu apapun, dia akan selalu
menyadari bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara maka dia akan mengisi
kehidupannya dengan efektif, dia akan menjadikan dan mengendalikan dunia ini
untuk mencapai target kehidupan di masa depannya yaitu Akhirat.
Orang yang Ikhlas
akan selalu menyadari bahwa ada yang selalu mengawasi dalam hidupnya dan selalu
mencatat segala perbuatannya.
Orang yang Ikhlas
akan selalu menyadari bahwa apa yang dia dapatkan adalah bukan berasal darinya,
untuk itu dia memiliki hobby selalu berbagi
dengan sesama karena dia menyadari bahwa semua itu bukanlah miliknya
sehingga tidak terlintas sedikitpun dalam hatinya untuk minta kembali karena
dia yakin bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Orang yang Ikhlas
akan memberikan hidupnya untuk diatur dan dibimbing oleh Sang Penciptanya
karena dia selalu menyadari bahwa dia tidak memiliki daya dan kemampuan apapun.
Orang yang Ikhlas
akan merasakan sensasi kenikmatan dan kebahagiaan hidup disaat memberi dan
berbagi terhadap sesama.
“ Tiada hari tanpa
memberi dan berbagi “ , itulah slogan hidup orang yang Ikhlas.
Berikut adalah
ayat-ayat tentang Ikhlas, yang mudah-mudahan bisa merubah pola pikir kita
selama ini yang hanya berorientasi pada Untung dan Rugi sehingga tertipu oleh
kehidupan duniawi.
S U R A T A N - N I S A '
4:125. Dan siapakah yang lebih baik
agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah,
sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?
Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.
4:146. Kecuali orang-orang yang
tobat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus
ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah
bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada
orang-orang yang beriman pahala yang besar.
S U R A T A L - B A Q A R A H
2:139. Katakanlah:
"Apakah
kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami
dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya
kepada-Nya kami mengikhlaskan hati,
S U R A T A L - M A A I D A H
5:85. Maka Allah memberi mereka pahala
terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan
(bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya).
S U R A T A L - A ' R A F
7:29. Katakanlah:
"Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah
muka (diri) mu di setiap salat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan
ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada
permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya)".
S U R A T A T - T A U B A H
9:91. Tiada dosa (lantaran tidak pergi
berjihad) atas orang-orang yang lemah, atas orang-orang yang sakit dan atas
orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila
mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan
sedikit pun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang,
S U R A T Y U N U S
10:105. dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah
mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang musyrik.
S U R A T A L - H A J J
22:31. dengan ikhlas kepada
Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barang siapa mempersekutukan
sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu
disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.
22:32. Demikianlah (perintah Allah).
Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul
dari ketakwaan hati.
S U R A T S A B A '
34:46. Katakanlah: "Sesungguhnya
aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu
menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian
kamu pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikit pun pada
kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum
(menghadapi) azab yang keras.
Akhirnya Mari kita sama-sama :
Aplikasikan Ikhlas ini pada
setiap aktivitas dalam kehidupan kita baik dalam bermuamalah maupun dalam
beribadah termasuk dalam berdoa tentunya.
Dan manfaatkan
setiap detik waktu kita untuk menabung amal baik, bagi kehidupan dimasa yang
akan datang yang kekal dan abadi yaitu kehidupan di Akhirat.
Jadikan hanya
Allah semata sebagai tujuan kita, karena inilah Tauhid yang sebenar-benarnya
Tauhid.
Mari kita bersikap dewasa dalam beragama, jangan seperti anak kecil yang selalu meminta dan harus selalu diiming-imingi dengan sesuatu hadiah !
Mari kita
sama-sama mencoba !
Semoga bermanfaat
Cikampek , 09 June 2013
Wassalam
Penulis
Juhdi Mulyadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar